Mauricio Pellegrino dan Kisah Sebelum Final Copa del Rey 2017

By Minggu, 28 Mei 2017 | 17:31 WIB
Luis Enrique dan Mauricio Pellegrino yang berjumpa di final Copa del Rey 2017. (DAVID RAMOS/GETTY IMAGES, MANUEL QUEIMADELOS ALONSO/GETTY IMAGES)

 Copa del Rey 2017 telah menghadirkan FC Barcelona sebagai juara. Di final, mereka mengalahkan Deportivo Alaves dengan skor 3-1 pada Sabtu (27/5) atau Minggu pukul 02.30 WIB. Sebelum final, pelatih Alaves, Mauricio Pellegrino, memunculkan pernyataan menarik.

Penulis: Rizki Indra Sofa

Mauricio Pellegrino, mengenal bos Barcelona, Luis Enrique. Bukan hanya kolega sesama arsitek tim di Spanyol, juga sebagai eks rekan kerja sesama personel Blaugrana. 

Pellegrino tak lama berbaju Barca saat masih aktif sebagai pemain. Ia hanya semusim berseragam Barcelona saat didatangkan dengan status pinjaman dari Velez Sarsfield pada musim panas 1998.

Di tangan Louis van Gaal, Enrique dan Pellegrino menyabet trofi La Liga 1998-1999, titel liga pertama yang ia miliki di Spanyol.

Sampai saat ini, Pellegrino masih mengakui peran Enrique dalam adaptasi yang singkat di Camp Nou.

Baca Juga:

Luis Enrique banyak membantu saya saat kami bermain bersama di Barcelona. Dia pemain yang saya kagumi,” kata Pellegrino kepada Marca.

“Barcelona sekarang dan saat itu telah banyak berubah. Tetapi, saat ini mereka masih dalam periode keemasan," ucapnya lagi.

Pengalaman berseragam Barca dan dilatih banyak pelatih hebat serta merumput bersama pemain berkualitas di eranya diakui amat membantu Pellegrino.

Ia mampu menjadi pelatih bagus saat ini berkat pengalaman bekerja sama dengan Jose Mourinho, Pep Guardiola, Rafael Benitez, Enrique, dan Van Gaal, baik itu sebagai pemain, pelatih, atau asisten.

Musim perdana bersama Alaves, ia mampu membawa klub promosi itu ke final Copa dan finis di posisi sembilan La Liga 2016-2017, prestasi terbaik di antara tiga tim promosi lain.

"Saya banyak diuntungkan faktor pengalaman bekerja sama dengan banyak nama-nama besar di sepak bola. Saya bisa tumbuh setelah belajar dari mereka. Saya belajar cara untuk beradaptasi dengan pemain yang saya punya," tutur pria berusia 45 tahun itu.

Kebiasaan Buruk

Salah satu hasil pembelajaran itu muncul awal musim ini, saat Alaves secara mengejutkan sukses mengalahkan Barcelona.

Banyak faktor dan persiapan nan mendetail membuat Pellegrino bisa menang brilian 2-1 di Camp Nou pada September lalu.

Akan tetapi, sebelum berjumpa di final Copa del Rey, Pellegrino sudah mengaku sangat sulit untuk sekadar berusaha mengulangi prestasi itu.

Buktinya, saat gantian menjamu mereka di Mendizorroza, Pellegrino dipaksa melihat anak asuhnya digelontor setengah lusin gol oleh Luis Suarez cs. Alaves kalah 0-6 di rumah sendiri.

Pellegrino mengakui memang tak ada trik permanen buat mencoba mengalahkan Blaugrana.

"Sejujurnya, saya tak tahu cara buat mengalahkan Barcelona lagi. Saya harap saya punya, tetapi saya memang tak ada resep pasti. Yang jelas, pemain di atas lapangan akan sangat berperan karena mereka memberikan masukan terbaik buat mengubah jalannya laga," ucap Pellegrino menjelang final Copa del Rey.

"Melawan tim seperti Barcelona, kami hanya perlu menjadi diri sendiri. Kedua tim punya kekuatan berbeda jauh, tetapi di sepak bola semua boleh punya mimpi. Mereka menang kualitas, uang, namun kami akan berusaha buat unggul di sektor lain seperti determinasi," ucapnya lagi.

Kekalahan 1-3 di final Copa del Rey 2017 membuktikan pengakuan Pellegrino bahwa ia tak punya cara untuk mengalahkan pasukan Luis Enrique.

Pellegrino gagal melanjutkan kebiasaan buruk Barcelona yang terjungkal oleh tim dengan pelatih yang paham cara mereka.

Musim ini, Barca sudah tiga kali kalah oleh klub yang dilatih eks pemain Barcelona.

Selain kalah melawan Alaves di Liga Spanyol, Barca juga kalah 1-3 dari Manchester City (dilatih Pep Guardiola) di Liga Champions dan tumbang 1-2 dari Athletic Bilbao (dilatih Ernesto Valverde, eks striker Barca periode 1988-1990).