Harry Kane, Tak Punya Kelemahan karena 'Berguru' kepada Cristiano Ronaldo

By Septian Tambunan - Jumat, 9 Juni 2017 | 14:34 WIB
Striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, berjalan menuju ruang ganti dengan membawa sepatu emas seusai laga Premier League kontra Hull City di KC Stadium, Hull, Inggris, pada 21 Mei 2017. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane (23), menutup musim 2016-2017 dengan menjadi top scorer Premier League - kasta teratas Liga Inggris - lewat perolehan 29 gol.

Bahkan, Harry Kane telah mengoleksi 75 gol dalam tiga musim terakhir di Premier League. Catatan tersebut melampaui pemain lainnya. Akan tetapi, dia mau menjadi kampiun bersama Tottenham Hotspur demi menggapai impian merengkuh Ballon d'Or.

"Ballon d'Or adalah sesuatu yang saya cita-citakan. Namun, untuk mewujudkannya, Anda harus memenangi turnamen besar bagi klub dan negara," kata Harry Kane kepada Sky Sports, Kamis (8/6/2017).

Pemain Muda Terbaik Premier League 2015 ini mencoba mengambil pengalaman Cristiano Ronaldo yang tahun lalu dinobatkan sebagai pemenang Ballon d'Or berkat membawa Portugal memenangi Euro dan Real Madrid menjuarai Liga Champions.

"Ronaldo menjuarai Euro dan Liga Champions pada tahun lalu dan itu menjadi alasan mengapa dia sering memenangi Ballon d'Or. Messi juga melakukan hal serupa," ucap Kane.

"Untuk meraih Ballon d'Or, bukan sekadar soal kemampuan individual. Saya pikir ini tentang menjadi bagian dari tim dan mempersembahkan trofi untuk tim. Saya berharap bisa memenangi gelar bersama Tottenham dan suatu hari menerima Ballon d'Or," tutur Kane.

Striker yang juga duduk di posisi teratas pencetak gol terbanyak Premier League 2016 (25 gol) ini secara terbuka mengaku masih 'berguru' dengan Ronaldo.

Menurut Kane, Ronaldo mampu mempertahankan kestabilan performa, khususnya di Liga Champions. Ronaldo pun sanggup menyumbangkan total lima gol dalam partai semifinal dan final untuk mengamankan trofi Si Kuping Besar ke-12 bagi Real Madrid.

"Ronaldo adalah pemain yang konsisten. Anda bisa melihatnya dalam laga semifinal dan final Liga Champions," ujar Kane.

"Ronaldo merupakan panutan. Dia pemain fantastis. Saya berharap suatu hari nanti bisa mencapai performa seperti dia," ucap Kane.

Pengakuan Publik

Kesuburan Kane pelan tetapi pasti diakui publik secara luas, termasuk dari pundit Sky Sports, Davie Provan.

"Harry mempunyai sentuhan pertama yang luar biasa dan mampu mencetak gol dengan cara apapun, mulai dari tendangan kaki kiri, kaki kanan, sampai sundulan," kata Provan.

"Kebanyakan penyerang tengah, seberapa bagus pun mereka, pasti mempunyai kelemahan. Namun, saya tidak menemukan kelemahan dalam diri Harry Kane," ucap Pemain Terbaik Skotlandia 1980 itu.

Provan pun menyejajarkan Kane dengan dua juru gedor legendaris Inggris, Jimmy Greaves dan Geoff Hurst.

"Potensi Harry menakutkan. Dia bisa menjadi salah satu pemain terhebat," ujar Provan.

"Saya pikir seiring berjalannya waktu, dia bisa menjadi sebagus Jimmy Greaves dan Geoff Hurst," tutur pria yang mengantarkan Celtic empat kali menjadi kampiun Liga Skotlandia itu.

Baca Juga:

Greaves (58 caps; 44 gol) dan Hurst (46; 24) sukses mengantarkan timnas Inggris menggenggam trofi Piala Dunia 1966 di kandang sendiri.

Kebetulan, Greaves juga merupakan mantan ujung tombak Tottenham Hotspur. Gelontoran 266 gol dia untuk The Lilywhites berujung dengan lima titel, termasuk dua trofi Piala FA (1962, 1967).

Kane juga bisa menjadikan Greaves sebagai teladan. Apalagi, Kane masih berusia muda.

Pada musim ini saja, Kane sudah berhasil membungkam para pemain ofensif 'senior' di Premier League.

Tak hanya dari jumlah gol, tetapi juga efektivitas. Kane (29 gol; 87 menit/gol) sanggup melampaui Romelu Lukaku (25; 131 menit/gol), Alexis Sanchez (24; 134 menit/gol), Sergio Aguero (20; 120 menit/gol), dan Diego Costa (20; 154 menit/gol) yang notabene lebih tua dari dirinya.