Ini Kata Evan Dimas Soal Kans Timnas Indonesia Bermain Tiki-Taka

By Firzie A. Idris - Kamis, 22 Juni 2017 | 10:03 WIB
Gelandang timnas Indonesia, Evan Dimas, saat ditemui di acara Jagoan Bola Giant untuk Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (21/6/2017). (FIRZIE A. IDRIS/JUARA.NET)

Gelandang timnas Indonesia, Evan Dimas (22), mengungkapkan harapan besar terhadap para pemain masa depan Merah Putih. Penampilan ciamik timnas U-19 di Toulon Tournament menjadi salah satu penyebabnya. Namun, ia juga memperingati agar kemampuan di lapangan diikuti dengan pembangunan infrastruktur.

Timnas U-19 tampil bagus di Toulon beberapa pekan lalu. Kendati kalah dalam ketiga pertandingan yang mereka lewati, salah satu gelandang timnas, Egy Maulana Vikri, mendapat gelar Jouer Revelation Trophy.

Gelar individu itu pernah dimenangkan oleh beberapa pemain kelas dunia seperti Luis Figo dan Cristiano Ronaldo.

Terlebih, permainan kolektif tim juga memesona dengan pasukan Indra Sjafri memainkan bola dari kaki ke kaki serta jarang sekali memainkan bola lambung.

Evan, seorang playmaker, menyatakan bahwa cara bermain sabar seperti itu bisa menjadi pilihan bagus bagi timnas Indonesia ke depannya.

"Kita bisa, pemain muda Indonesia bagus," ucap Evan percaya diri saat JUARA menanyakan hal itu di acara Jagoan Bola Giant untuk Indonesia, Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (21/6/2017).

Akan tetapi, ia mengingatkan bahwa identitas tersebut tak akan terbangun apabila hanya mengandalkan para pemain di lapangan.

Waktunya menimba ilmu selama tiga setengah bulan di klub La Liga, Espanyol, juga memberi Evan perspektif tangan pertama.

Baca juga:

"Pengalaman saya di Espanyol kemarin adalah kita harus bisa memperbaiki fasilitas apabila ingin maju. Kalau fasilitas bagus, latihan bagus, Insya Allah permainan kita stabil dari setiap kategori umur," ujar pemain Bhayangkara FC ini.

Evan pun mengatakan kalau permainan bagus para pemuda Indonesia seperti tim U-19 kemarin jangan putus di tengah jalan, apalagi karena kekurangan infrastruktur.

"Jangan sampai hanya bagus di usia muda tapi ke depannya menurun," ujar Evan.

Pemuda kelahiran Surabaya ini juga menambahkan bahwa agar bisa berkompetisi di luar negeri, faktor mental akan berpengaruh sebesar teknik.


Evan Dimas berfoto di depan lambang Espanyol. (Deden Muhammad/ITPC Barcelona)

Hal ini ia pelajari dari dua kesempatan belajar di Spanyol, pertama bersama akademi Nike: The Chance pada 2012 dan kemudian bersama Espanyol.

"Pertama tiba dan bergaul dengan orang lokal, saya minder karena tidak bisa ngomong," tutur juara Piala AFF U-19 ini.

Ia pun memberi pesan kepada para anak-anak yang akan menekuni sepak bola.

"Jujur, sebelumnya, saya sering tidak masuk sekolah ketika pertama latihan bola. Setelah pulang saya menyadari bahwa sekolah itu penting. Pendidikan itu penting jangan sampai tidak digapai. Bisa berbicara bahasa Inggris itu penting, harus imbang antara pendidikan dan bermain bola," lanjut Evan.

Terakhir, ia meminta generasi penerusnya jangan rendah diri di lapangan karena pemain luar belum tentu lebih bagus. "Jika minder kemampuan kita pasti tidak keluar," tuturnya.

Jagoan Bola Giant untuk Indonesia merupakan ajang pencarian bakat yang akan bergulir di Palembang, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar. Dua pemenang akan mendapatkan kesempatan mengikuti program pelatihan selama satu musim di Espanyol.