Rendy Tamamilang Ingin Tebus Kegagalan Timnas Voli Putra pada SEA Games 2015

By Delia Mustikasari - Kamis, 6 Juli 2017 | 19:30 WIB
Pebola voli putra, Rendy Tamamilang berpose seusai latihan di Padepokan Voli Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2017). (RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS.COM)

Rendy Tamamilang, ingin menebus kegagalan timnas voli putra Indonesia pada SEA Games Singapura 2015. Saat itu, skuat Merah Putih meraih medali perunggu.

Hasil tersebut mengulang pencapaian Indonesia pada SEA Games 1995 yang digelar di Chiang Mai, Thailand.

SEA Games 2015 merupakan debut Rendy dalam multievent se-Asia Tenggara. Saat itu, dia masih berusia 19 tahun.

"Pada SEA Games 2015, saya sakit campak, tepat 10 hari sebelum berangkat ke Singapura," kata Rendy kepada JUARA di Padepokan Voli, Sentul, Bogor, Rabu (5/7/2017).

Sebelum berangkat ke Singapura, Rendy juga mengikuti kejuaraan voli U-23 di Myanmar di tengah persiapan menuju SEA Games 2015 sehingga membuat kondisinya menurun.


Pebola voli nasional putra untuk Rivan Nurmulki (kanan) dan Hernanda Zulfi menjalani sesi latihan persiapan SEA Games 2017 di Padepokan Voli, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/7/2017).(RODERICK ADRIAN MOZES/KOMPAS.COM)

"Sebenarnya saya sudah dijemput orangtua untuk pulang ke Bitung, Sulawesi Utara saat sakit. Namun, saya tetap berangkat karena ingin mencari pengalaman. Dengan kejadian tersebut, saya belajar untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit saat pertandingan," ucap pemain berusia 21 tahun ini.

Rendy juga menilai salah satu faktor kegagalan pada SEA Games 2015 karena Indonesia terlalu fokus mempersiapkan diri menghadapi Thailand. Negeri Gajah Putih merupakan salah satu pesaing kuat tim Merah Putih dalam perebutan medali emas.

"Karena terlalu fokus ke Thailand, kami lengah. Kami dikalahkan Vietnam pada babak semifinal dan Vietnam lolos ke babak final," ujar Rendy.