Tim Basket Putri Generasi Muda Cirebon Matangkan Persiapan Jelang Srikandi Cup

By Delia Mustikasari - Senin, 2 Oktober 2017 | 11:47 WIB
Tim bola basket putri Merpati Bali (jersey biru) dan Generasi Muda Cirebon (bawah) berpose sebelum melakukan latih tanding jelang kompetisi bola basket putri Srikandi Cup 2017 di GOR Asaba Green Arena, Jakarta Barat, Minggu (1/10/2017). (SRIKANDI CUP)

Menghadapi kompetisi bola basket putri Indonesia, Srikandi Cup, klub pendatang baru Generasi Muda Cirebon (GMC) terus mematangkan persiapan tim dengan melakukan uji coba melawan tim peringkat tiga musim lalu Merpati Bali.

Dalam pertandingan yang dilangsungkan di GOR Asaba Green Arena, Jakarta Barat, Minggu (1/10/2017), GMC mendapat pengalaman berharga walaupun harus takluk dan mengakui keunggulan lawannya 35-64.

Bermaterikan pemain muda yang rata-rata masih berusia 19 tahun, GMC sadar bahwa di musim perdananya nanti mereka tidak akan mematok target yang cukup tinggi.

Klub yang dimiliki oleh Wahyu Gunarto atau yang akrab dengan sapaan Njoo Lie Wen (eks pemain Kobatama bersama klub Asaba dan timnas di era 1980-an), hanya ingin anak asuhnya menimba pengalaman dari lawan-lawannya yang lebih dulu malang melintang di kancah perbasketan putri Indonesia.

Meski demikian, kiprah GMC di Srikandi Cup nanti bukan berarti untuk menjadi bulan-bulanan para lawannya.

Musim ini, klub kebanggaan kota Cirebon itu akan di arsiteki oleh asisten pelatih timnas basket putri SEA Games 2017 lalu, Tri Adnyanaadi Lokatanaya yang sudah dikenal memiliki pengalaman menangani klub basket putra maupun putri tersebut.
 
"Saya tidak ingin muluk-muluk. Materi kami sebagian besar para pemain muda yang minim pengalaman. Bahka, ada yang masih berumur 15 tahun dan sudah pasti tidak bisa didaftarkan untuk Srikandi Cup (terkait dengan peraturan maksimal umur)," kata Njoo dalam siaran pers yang diterima JUARA.

"Namun, GMC mendapat dua pemain berpengalaman yakni Sinta Ayu (Sahabat Semarang) dan Maharani (Sritex Solo). Saya cuma pesan kepada para pemain agar bertanding semaksimal mungkin dan menyerap ilmu dari para pemain yang lebih berpengalaman seperti layaknya tim Surabaya Fever dan Merpati Bali," ujar Njoo.

Baca juga:

Hal yang sama juga diutarakan oleh sang adik, Arif Gunarto yang juga merupakan eks pemain Kobatama (Aspac Jakarta).

Selepas memimpin anak asuhnya bertanding, ia menilai bahwa para pemain umumnya masih dalam level junior dan minim persiapan dibanding para kontestan lainnya.

Namun, ia yakin dengan adanya Srikandi Cup, jam terbang para pemain GMC akan bertambah dan membuat tim akan terus berkembang.

"Hari ini GMC mendapat pengalaman yang berharga dari Merpati Bali. Tidak dapat dipungkiri pekerjaan rumah kami masih sangat banyak. Bersama pelatih kepala (coach Tri) kami akan terus mencoba menempa persiapan para pemain di sisa waktu 2 bulan ini," ujar Arief.

"Saya sangat optimistis dengan potensi pebasket putri di Cirebon. Namun, kami kurang mendapat pengalaman," ucap Arief.

Dia berharap kompetisi bola basket putri mendapat perhatian besar karena memiliki potensi besar untuk berprestasi.

"Srikandi Cup berpotensi besar untuk meningkatkan prestasi basket di sektor putri. Kalau perlu ke depannya menggunakan pemain asing supaya kompetitif dan mutu pertandingannya terjag," ujar Arief.

"Saya cukup yakin dengan prestasi timnas putri kedepannya, asalkan Perbasi harus fokus dan memperhatikan kompetisi ini," tutur Arief.

Seri pertama Srikandi Cup akan dilangsungkan di Makassar pada akhir November 2017, seri kedua di Surabaya pada Januari 2018, seri ketiga di Jakarta atau Tangerang Selatan pada Maret 2018.

Adapun  babak play-off dan final akan berlangsung di Cirebon pada April 2018.