Fasilitas Akuatik di Indonesia Masih Minim meski Jadi Negara Maritim

By Kamis, 4 Januari 2018 | 21:04 WIB
Sejumlah atlet renang artistik berlatih di kolam renang baru Gelora Bung Karno yang bernama Aquatic Stadium pada Senin (4/12/2017). (NUGYASA LAKSAMANA/BOLASPORT.COM)

Indonesia merupakan negara maritim atau kelautan. Meski dekat dengan air, anehnya olahraga akuatik kurang populer di Indonesia.

Fasilitas penunjang olahraga akuatik pun terhitung minim. Ini yang menjadikan cabang seperti renang, renang artistik, maupun polo air Indonesia tertinggal dari negara-negara lain.

"Saya pernah mengikuti pelatihan penyelamatan dan menghadapi kenyataan bila sebagai negara maritim ternyata banyak yang tidak bisa berenang," kata Kabid Binpres Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

"Ini yang menjadikan olahraga aquatik kurang populer. Fasilitas penunjang di daerah juga minim. Padahal, anak-anak Indonesia punya potensi di olahraga itu," ucap Wisnu yang juga ketua JAQ Swimming.

Ironisnya, olahraga aquatik selalu menyediakan banyak medali di setiap kejuaraan, apakah itu single event atau multievent. Tidak kurang 55 medali emas diperebutkan di nomor renang lintasan, renang artistik dan polo air.

"Jadi harus ada pembinaan sejak usia dini bagi atlet renang. Tapi ini harus dimulai dengan menumbuhkan minat renang," ujarnya.

(Baca Juga: Ini Dia Pesona Unik Ariel Tatum yang Bikin Ryuji Utomo Makin Klepek-klepek)

Demi meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga aquatik. JAQ Swimming kembali menggelar swim camp di Yogyakarta.

Ini untuk kali kedua JAQ Swimming menggelar perlombaan renang yang diikuti anak-anak usia 7 sampai 16 tahun. Kegiatan itu dilaksanakan mulai Rabu (3/11/2017) sampai Minggu (7/1/2018).

"Yang pertama kali digelar di Jakarta dan berikutnya di Yogyakarta. Mengapa di Yogyakarta? Di sini dan sekitarnya memiliki banyak perenang potensial. Dan Yogyakarta sudah lama tidak pernah lagi memunculkan perenang nasional," ujar Wisnu.