Mengapa Banyak Atlet Triathlon Tewas dalam Kompetisi?

By NG Indonesia - Rabu, 11 April 2018 | 10:26 WIB
Atlet triathlon bergegas mengambil sepeda di area transisi. (Thinkstock)

Hal itu yang menyebabka pernapasan menjadi pendek dan lendir darah kebiruan. Jika perenang tidak keluar dari air secepatnya, cairan akan memenuhi paru-paru mereka.

Peneliti dari Duke University Medical Center dan University of Iowa mendata kematian dalam triathlon di Amerika Serikat dan Kanada dari bulan Oktober 2008 hingga November 2015.

Mereka menemukan 58 orang tewas ketika latihan atau saat berkompetisi, termasuk 42 orang yang tewas selama kompetisi renang.

Peneliti meminta rekaman otopsi dari mereka yang tewas saat kompetisi renang. Dari 23 rekaman yang diamankan oleh peneliti, 19 rekaman miliki pria, dan keempat lainnya milik wanita.

Dalam sejumlah kasus, kematian mereka disebabkan oleh masalah jantung.

Empat pria secara signifikan memiliki penyakit arteri koroner, dilihat dari pembuluh darah yang menyempit lebih dari 70 persen.

Enam atlet diketahui memiliki jantung yang besar. Hal itu ditunjukkan oleh para atlet lewat bukti yang ada pada venticular hypertrophy, yang berarti ruang untuk jantung memompa darah pada tubuh lebih besar dari biasanya.

Kebanyak atlet memiliki jantung yang lebih besar karena mereka melakukan olahraga untuk mengencangkan otot.

Namun, masalah jantung atlet rupanya tidak terlihat dalam kematian atlet-atlet triathlon.

Dalam penelitian sebelumnya menemukan bahwa venticular hypertrophy kiri memiliki faktor risiko immersion pulmonary edema.