Mengejar Medali Ajang Olahraga yang Dianggap Rendah oleh Mao Zedong

By Intisari Online - Selasa, 1 Mei 2018 | 09:18 WIB
Mao Zedong (The New York Times)

Asian Games 2018 akan segera dihelat di Jakarta-Palembang pada Agustus hingga September mendatang.

Sebagai ajang olahraga antar negara-negara Asia, Asian Games juga memacu aneka prestasi di berbagai cabang.

Namun, sesuai dengan ideologi dan kondisi perpolitikan pada suatu masa.

Terkadang tidak semua negara memiliki pandangan yang sama atas diselenggarakannya suatu ajang olahraga.

Sebut saja China, yang Agustus mendatang juga ikut serta dalam ajang olahraga Asian Games 2018.

Dulu, mereka ternyata pernah mengisolir kehidupan berolahraganya karena ideologi pimpinan negara, Mao Zedong.

Namun tak hanya berkaitan dengan ideologi semata, pengisolasian diri itu juga disebabkan hubungannya dengan Taiwan yang tidak baik.

Seperti yang diketahui, usai penjajahan Jepang di akhir Perang Dunia II, Taiwan memisahkan diri dari China pada 1949 setelah perang saudara antara partai Nasionalis dan Komunis.

Partai komunis kemudian mendirikan negara Republik Rakyat China yang dideklarasikan Mao Zedong di Gerbang Tiananmen, Beijing.

Tapi pada hari-hari ke depannya, hubungan antara keduanya tetaplah rumit.

Setelah kemenangan komunis pada 1949 itu, Mao mempropagandakan 'tubuh baja' sebagai keharusan bagi warga China untuk memiliki tubuh sehat dan kuat.