Owi/Butet, Sang Pejuang Sejati yang Mencari Penerus

By Yakub Pryatama - Selasa, 10 Juli 2018 | 15:16 WIB
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, berbicara dalam konferensi pers setelah memastikan diri ke babak semifinal Indonesia Open 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (6/7/2018). (ERIS EKA JAYA/KOMPAS.COM)

"Saya sangat membutuhkan pengalaman dan kualitas Owi/Butet, untuk mencapai target di AG," ujar pelatih kepala ganda campuran, Richard Mainaky, kepada Bolasport.

Perjuangan pejuang Indonesia di arena bulu tangkis tak berhenti di Owi/Butet. Pasangan ganda putra, Marcus/Kevin, sanggup menambah gelar juara dengan mengalahkan ganda Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko, 21-13, 21-16, dalam waktu  31 menit.

Demi meraih gelar pertamanya di Indonesia Terbuka, Marcus/Kevin harus melewati duo Mads, Mads Conrad-Petersen-Mads Pieler Kolding, di babak perempat final dengan penuh lakon.

Keputusan umpire yang mengabulkan permintaan challenges untuk pasangan Denmark, pada gim ketiga, ternyata memicu emosi Kevin yang merespon dengan berani menjungkirkan jempolnya, tanda meremehkan lawannya.

Kevin menilai bahwa hal tersebut tidak adil, karena seharusnya pemain harus sesegera mungkin memutuskan untuk menggunakan haknya untuk challenges, tanpa adanya jeda.

Dibalik drama tersebut, raihan juara Marcus/Kevin, menjadi tanda berhentinya kutukan ganda putra Indonesia puasa gelar sejak 2013, yang terakhir diraih Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.

"Menang di Istora rasanya luar biasa sekali. Kemenangan ini menjadi motivasi lebih buat kami." ujar Marcus.