Soal Kerja Sama dengan Klub Bulu Tangkis, Malaysia Diminta Tiru Indonesia

By Nugyasa Laksamana - Jumat, 26 Oktober 2018 | 16:58 WIB
Pasangan ganda campuran Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying, mengembalikan kok ke arah Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China) pada semifinal Japan Open 2018 di Masashino Forest Sport Center, Tokyo, Sabtu (15/9/2018). (KAZUHIRO NOGI/AFP PHOTO)

Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (Badminton Association of Malaysia/BAM) diminta untuk menjalin kerja sama yang lebih intim dengan klub-klub yang ada.

Saran itu disampaikan mantan Manajer Umum BAM, Kenny Goh, yang meyakini bahwa klub memegang peranan penting dalam melahirkan pebulu tangkis berbakat.

Baca juga:

Menurut Goh, ikatan kuat antara badan cabang olahraga dan klub telah dilakukan oleh negara-negara yang punya tradisi bulu tangkis sukses seperti Indonesia dan Jepang.

"Jika Anda melihat negara seperti Indonesia dan Jepang, mereka punya sistem holistik di mana klub memainkan peran penting dalam menyuplai pemain ke tim nasional," ujar Goh yang dikutip BolaSport.com dari New Straits Times.

"Di Malaysia, yang terjadi malah sebaliknya. Klub masih bergantung kepada pemain nasional untuk mewakili mereka di Purple League," tutur dia.

Purple League yang dimaksud Goh merupakan kompetisi bulu tangkis antarklub yang ada di Malaysia.

Jika di Indonesia, Purple League mirip seperti Djarum Superliga atau Blibli.com Superliga Junior yang juga melibatkan klub-klub bulu tangkis.

"Bakat-bakat di negara ini dapat tumbuh jika klub memainkan peran dengan baik. Mereka butuh rencana yang tepat dan harus bekerja sama dengan badan nasional," .