Tekan Lewat Izin Kompetisi

By Senin, 7 Januari 2013 | 11:32 WIB
Agung Laksono, ingin PSSI dan KPSI bereskan komflik dahulu. (Priyombodo/KOMPAS)

Di sisi berbeda KPSI condong setuju dengan ajakan pemerintah duduk satu meja dengan PSSI membahas soal pembentukan timnas. "Jika untuk kebaikan bersama mengapa tidak? Pada prinsipnya kami tidak pernah berniat menghalang-halangi pemain terbaik LSI membela negara. Hanya kami berharap pengelolaannya dilakukan bersama seperti apa yang digariskan dalam MoU yang digagas AFC," tutur Joko Driyono, CEO PT Liga Indonesia, administrator LSI.

KPSI berharap pemerintah lewat tim satgas segera mengambil langkah nyata mempertemukan kedua kubu yang bertikai. Sebabnya, partai perdana kualifikasi Piala Asia 2015 melawan Irak akan digelar pada 6 Februari. "Kompetisi LSI sudah berputar, sudah barang tentu perlu ada penyesuaian jika sejumlah pemain yang klubnya bertanding dipanggil memperkuat timnas," ujar Joko.

La Nyalla Mattalitti berencana merekomendasikan nama Alfred Riedl sebagai pelatih timnas menggantikan posisi Nilmaizar yang gagal di Piala AFF 2012. "Kalau timnas mau bagus harus dipimpin pelatih berkualitas," kata pentolan KPSI itu.

Medan Tarik Ulur

Sampai saat ini program pelatnas timnas yang dibuat PSSI masih tarik ulur. Jadwal pelatnas di Medan mengalami perubahan. Jika awalnya PSSI menetapkan pelatnas dimulai pada 4 Januari, sekarang bergeser menjadi 7 Januari. Persoalan pendanaan agaknya menjadi penyebab PSSI tidak leluasa menjalankan program.

Manajer baru yang ditunjuk PSSI, Mesak Manibor, diragukan bisa fokus menjalani pekerjaannya karena statusnya sebagai Bupati Sarmi, Papua. "Asisten saya Nico Dimo akan menggantikan saya jika tugas di daerah tengah menumpuk," ujar sang manajer. (Ario Yosia/Fahrizal Arnas)