Kasus Suporter Persiba: Perlu Pendamai Disegani

By Editor Eko Widodo - Kamis, 13 Maret 2014 | 15:42 WIB
Suporter vokal Persiba Bantul. (Gonang Susatyo)

Saat ini Persiba Bantul punya basis suporter yang tergabung dalam Paserbumi, berdiri pada 8 Juli 2004, dan dua kelompok suporter baru yang lahir dua tahun lalu, Curva Nord Famiglia (CNF) dan Republik Ultras Fundamental (RUF).

Sejak itu perselisihan antarkelompok suporter kerap terjadi. Hanung menye­but usaha perdamaian sudah dilakukan klub, tetapi selalu mentah.

“Perkara suporter se­lalu sensitif. Kalangan atas mungkin bisa diajak ber­damai, tetapi mengajak akar rumput tidak mudah dilaku­kan,” ucap pria yang jadi Lurah Paserbumi periode 2010-2013 itu.

Tahun lalu kesepakatan perdamaian sempat tercipta, tetapi akhirnya pecah dalam bentrokan 8 Februari seusai laga melawan Persiram. Satu korban bentrokan meninggal dunia karena koma akibat pukulan di kepala, sementara beberapa korban lain mengalami luka-luka.

Klub saat ini mengaku sudah tidak sanggup mendamaikan kelompok suporter dan meminta pihak ketiga untuk ikut campur tangan sebagai penengah.

“Klub dalam posisi dilematis karena tak ingin ke­bijakan kami dikatakan tidak adil pada salah satu kelompok tertentu. Kami butuh penengah yang objektif dan tegas. Pihak kepolisian mau­pun ormas kami undang untuk membantu,” ujar Hanung.

Klub meminta pihak kepolisian ikut men­damai­­kan, tidak hanya menyodor­kan persyaratan lantaran keributan antar­suporter bisa dikategorikan pelanggaran kamtibmas. “Jangan ada pem­biaran. Jika tak mau mem­bantu, apa kami harus mengungsi selama satu musim ini?” tanya Hanung.

Sumber: Harian BOLA; Penulis: Gonang Susatyo, Aning Jati