Suka-Duka Wasit Liga Super Indonesia

By Kukuh Wahyudi - Jumat, 6 Februari 2015 | 15:32 WIB
Thoriq Alkatiri (Fernado Randy/Bolanews)

Selama ini wasit kerap menjadi kambing hitam dari kekalahan yang dialami tim di Liga Super Indonesia. Kepemimpinan wasit langsung dianggap berat sebelah jika sebuah tim kalah dalam suatu pertandingan.

Maka, seluruh peserta LSI bersuara lantang kepada PSSI maupun PT Liga Indonesia agar kualitas wasit dan perangkat pertandingan diperbaiki. Merespon hal tersebut, Komite Wasit PSSI yang memayungi kinerja wasit mencibir tuntutan itu.

Jimmy Napitupulu, Anggota Komite Wasit PSSI, menilai klub yang mengajukan protes itu umumnya karena tidak bisa menerima kekalahan. Walhasil, kepemimpinan wasitlah yang dijadikan samsak dari emosi yang meluap.

Memasuki tahun keenam LSI, Jimmy berharap ada perbaikan dari kesejahteraan wasit. Peningkatan taraf hidup pengadil di lapangan itu diyakini bisa menjaga kenetralan wasit.

"Selama ini pembayaran wasit kerap tertunda hingga 1-2 bulan. Sehingga saat wasit saat pulang ke rumah tidak membawa uang. Kasihan bila seperti itu terus. Belum lagi bagi wasit yang menggunakan jalur darat, bisa tak menerima pergantian uang transportasi. Bila seperti ini terus, bagaimana wasit mau berfikir jernih saat memimpin pertandingan," ucap mantan wasit nasional itu.

Tutup Celah

Sampai musim lalu, PT LI hanya menyediakan uang transportasi dan honor wasit. Sementara hotel dan penjemputan wasit menjadi tanggung jawab klub tuan rumah. Pola tersebut yang membuka celah bagi wasit untuk bermain mata dengan tuan rumah. Apalagi bila dirinya mendapat fasilitas berlebih.

Kini, PT LI akan menanggung semua biaya untuk wasit. Sistem itu sudah diterapkan pada putaran 8 Besar LSI. Bahkan wasit masih mendapat uang saku untuk H-2 dan H+1 sebesar Rp 1 juta.

"Bila mau meminimalisir wasit berat sebelah ke tuan rumah, biaya akomodasi memang harus PT LI tanggung. Kemudian itu, agar wasit tetap netral, honor wasit harus segera dibayar setelah pertandingan. "Bila itu terjadi tentu lebih baik bagi kami. Namun, setiap keputusan saya yakin ada positif dan negatif. Semoga lebih banyak positif," tutur Thoriq Alkatiri, wasit LSI.