Ciamik, Lapangan Sintetis PSSI Standar FIFA

By Firzie A. Idris - Jumat, 31 Juli 2015 | 23:24 WIB
Lapangan Rumput Sintetis di NYTC PSSI standar FIFA.

Setelah lima bulan digarap, akhirnya lapangan latihan dengan permukaan artificial turf dimiliki PSSI. Lapangan tersebut terletak di bekas lahan Komplek Olahraga Pelita Bakrie di desa Bojong Sari Baru, Sawangan, Depok. 

Lapangan ini menjadi pangkal sejarah yang penting dalam perjalanan PSSI. Maklum sejak berdiri tahun 1930 atau menjadi anggota FIFA sejak 1950, inilah kali pertama secara resmi Indonesia menerima program bantuan FIFA Goal Project dari FIFA
Lapangan yang terletak di komplek yang kini bernama National Youth Training Center (NYTC) itu juga patut dijadikan monumen karena menjadi lapangan rumput artifisial standar FIFA pertama di Indonesia. 
“Selama ini memang sudah banyak lapangan rumput sintetis yang dibangun di Indonesia, tapi inilah satu-satunya yang sesuai standar FIFA,” kata Chandra Solehan, Direktur Sarana dan Prasarana PSSI. 
Standar pembangunan pun tak main-main. Lapisan batu yang dibuat setebal 25 cm, sempat tidak sesuai kontrak karena hanya dikerjakan 15 cm saja oleh sub kontraktor. “Kala itu saya sudah memperingatkan. Akhirnya setelah saya laporkan ke kontraktor Edel Grass, maka mereka minta agar lapisan batu itu ditambah menjadi 25 cm sehingga lapangan yang baru dikerjakan saat itu harus dibongkar. Itulah sebabnya pengerjaannya sempat molor dua bulan,” tutur Chandra. 
Menurut Chandra Solehan, lapangan tersebut bisa dipakai untuk latihan timnas di semua level. "Bahkan sudah siap dipakai untuk uji coba lokal. Namun untuk ujicoba internasional, tentu lebih enak di lapangan rumput," kata Chandra. 

Lapangan ini menjadi pangkal sejarah yang penting dalam perjalanan PSSI. Maklum sejak berdiri tahun 1930 atau menjadi anggota FIFA sejak 1950, inilah kali pertama secara resmi Indonesia menerima program bantuan FIFA Goal Project dari FIFA

Lapangan yang terletak di komplek yang kini bernama National Youth Training Center (NYTC) itu juga patut dijadikan monumen karena menjadi lapangan rumput artifisial standar FIFA pertama di Indonesia. 

“Selama ini memang sudah banyak lapangan rumput sintetis yang dibangun di Indonesia, tapi inilah satu-satunya yang sesuai standar FIFA,” kata Chandra Solehan, Direktur Sarana dan Prasarana PSSI. 

Standar pembangunan pun tak main-main. Lapisan batu yang dibuat setebal 25 cm, sempat tidak sesuai kontrak karena hanya dikerjakan 15 cm saja oleh sub kontraktor. “Kala itu saya sudah memperingatkan. Akhirnya setelah saya laporkan ke kontraktor Edel Grass, maka mereka minta agar lapisan batu itu ditambah menjadi 25 cm sehingga lapangan yang baru dikerjakan saat itu harus dibongkar. Itulah sebabnya pengerjaannya sempat molor dua bulan,” tutur Chandra. 

Menurut Chandra Solehan, lapangan tersebut bisa dipakai untuk latihan timnas di semua level. "Bahkan sudah siap dipakai untuk uji coba lokal. Namun untuk ujicoba internasional, tentu lebih enak di lapangan rumput," kata Chandra.