City Doyan Bikin Malu

By Jumat, 9 Oktober 2015 | 08:39 WIB
Sergio Aguero, layak Ballon d'Or. (Dean Mouhtaropoulos/Getty Images)

1 (3/10), Manchester City tak hanya dinanti sebagai tim calon juara. Sisi lain yang juga menarik untuk dinanti: apakah predikat sebagai tim yang doyan bikin malu lawan akan terjadi lagi?

Kegemilangan Sergio Aguero membuat lima gol ke gawang Newcastle dalam 20 menit dianggap fantastis oleh rekan setim dan pelatihnya. Manajer Manuel Pellegrini menganggap striker Argentina itu layak memenangi Ballon d'Or.

“Anda ingat pada awal musim bahwa saya mengatakan kita akan melihat Kun yang berbeda tahun ini. Ia jauh lebih dewasa, lebih baik secara profesional, dan melihat semua hal dengan berbeda. Ia tahu di mana bakal bisa meningkatkan diri,” ujar Pellegrini. Kemenangan 6-1 seperti mengulangi kisah musim 2013/14. Saat itu City kerap membuat malu lawan lewat kemenangan dengan skor-skor besar. Angka gol The Citizens bahkan sudah menyentuh level tujuh, seperti saat menang 7-0 atas Norwich pada November 2013.

Dua tahun lalu, City lima kali menang dengan mencetak lima gol atau lebih. Musim ini baru sekali. Namun, jika Aguero sering tampil seperti Sabtu kemarin dan Kevin De Bruyne-David Silva-Raheem Sterling terus menghadirkan ancaman dari lini kedua, jumlah itu boleh jadi akan bertambah.

Kendala Konsistensi

Pada dua pekan ke depan, Sabtu (17/10), City akan menjamu klub promosi, Bournemouth. Lantas, berapa gol yang akan dicetak?

Belum tentu akan terjadi banjir gol. Pasalnya, sisi lain yang menjadi kelemahan mencolok di City ialah dalam hal menjaga konsistensi.

Faktanya, Manchester Biru kerap begitu merajai saat bertemu sesama klub besar, tetapi mendadak kehilangan akal kala berhadapan dengan klub semenjana bahkan tim level bawah.

Hal itulah yang membuat jumlah gol-gol fantastis yang diciptakan The Citizens kerap tidak berbanding lurus dengan poin yang dikumpulkan mereka.

Kondisi itu membuat para pesaing dalam berebut trofi juara menjadi senang dan tenang. Karena itu, pekerjaan besar Pellegrini ialah bagaimana menjaga konsistensi. Dalam arti tidak hanya mengejar level gol tinggi.

Penulis: Dedi Rinaldi