Noda yang Tersisa di Final Sepak Bola PON 2016 Jabar

By Budi Kresnadi - Kamis, 29 September 2016 | 15:01 WIB
Pesepak bola Sulawesi Selatan, Irfan Arfandi, tertelungkup sambil menutupi wajah seusai gagal mencetak gol ke gawang Jawa Barat dalam adu penalti pada final cabang olahraga PON 2016 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu (28/9/2016). (DOK. PON XIX)

Final sepakbola PON 2016 yang mempertemukan Jawa Barat (Jabar) dengan Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata menyisakan noda. Pelatih Sulsel, Syamsudin Umar menuding ada sorotan laser yang diarahkan ke pemainnya saat adu penalti.

Efek sinar laser itu membuat pemain Sulsel yang melakukan sepakan penalti dalam penentuan pemenang pada final sepak bola PON 2016 Jabar itu pun terganggu. Final pun berakhir dengan sedikit noda.

"Sebetulnya pertandingan berjalan bagus, kedua tim sama-sama bersemangat untuk memenangi pertandingan. Setelah selesai, kami akui kekalahan ini. Tetapi kemudian, kami baru tahu ternyata ada laser," kata Syamsudin Umar.

Baca juga:

Selesai pertandingan, eks pelatih PSM Makassar itu mengaku mendapat banyak informasi melalui telepon genggamnya. Mereka memberi tahu bahwa di televisi terlihat dua penendang terakhir Sulsel saat adu penalti disorot sinar laser.

"Ini kan sudah tidak benar. Cara-cara demikian mencederai sportivitas. Karena itu, saya meminta kapten tim jangan tanda tangan laporan pertandingan," tuturnya.

Sebagai bentuk protes, tim Sulsel pun menolak naik ke podium untuk menerima pengalungan medali dari Ketua Umum KONI Pusat, Tono Suratman.

[video]https://video.kompas.com/e/5143312158001_v1_pjuara[/video]