Kegelisahan dan Idealisme Kurniawan Dwi Yulianto

By Kamis, 13 Oktober 2016 | 08:33 WIB
Calon Ketua Umum PSSI, Kurniawan Dwi Yulianto, menjawab pertanyaan saat melakukan debat terbuka jelang pemilihan Ketua Umum PSSI 2016-2020 di Hall SCTV Tower, Jakarta, Selasa (4/10/2016). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

Nama Kurniawan Dwi Yulianto mencuat sebagai salah satu kandidat Ketua Umum PSSI medio Agustus lalu. Ketika itu, banyak yang menilainya sekadar guyon atau usaha mencari sensasi.

Penulis: Andrew Sihombing

"Tidak apa-apa bila orang berpikir demikian. Yang jelas, niat saya adalah untuk sepak bola. Saya tidak punya kepentingan untuk mencari sensasi.

Pencalonan ini berawal dari kegelisahan saya dan rekan-rekan yang idealis melihat perkembangan sepak bola nasional yang sudah melenceng dari trek semestinya," kata Si Kurus, demikian ia disapa.

Kurniawan yakin sepak bola Indonesia hanya akan bergerak maju bila tanpa rekayasa. Menurutnya, rekayasa ini sudah menjalar di semua lini, mulai dari pencurian umur di usia dini hingga pengaturan pertandingan.

Baca Juga:

"Saya tahu betul konsekuensinya bila menentang 'arus'. Tetapi, saya tidak peduli, toh rezeki sudah ada yang mengatur. Saya juga banyak berdiskusi dengan pelatih dan mantan pemain, termasuk juga sempat bertemu tidak sengaja dengan beberapa orang yang berperan dalam pengaturan pertandingan. Sebenarnya, mereka juga sama-sama capek dengan kondisi sekarang. Namun, banyak yang mengaku tak kuasa lepas dari jebakan," tuturnya.

Menurut Kurniawan, selain peningkatan kualitas pelatih di usia dini, keberadaan direktur teknik yang menentukan filosofi sepak bola Indonesia juga tidak boleh dilupakan.

"Direktur teknik juga akan dibantu oleh masing-masing satu wakil di setiap propvinsi. Mereka inilah yang mengawasi agar pembinaan dan filosofi yang sudah ditetapkan itu betul-betul dijalankan," ucapnya.