Villarreal Bermodal Peribahasa Klasik

By Rabu, 16 November 2016 | 13:58 WIB
Cedric Wakambu (kanan) merayakan golnya dengan rekan timnya dalam pertandinga La Liga melawan Las Palmas di El Madrigal stadium, 23 Oktober 2016. (DAVID RAMOS/GETTY IMAGES)

Ala bisa karena biasa. Mungkin ini peribahasa terklasik, tapi terbukti paling relevan dalam penerapan seharihari. Setidaknya, filosofi senada dengan practice makes perfect ini ampuh bagi Villarreal dalam mengarungi kompetisi La Liga 2016/17.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa

Berlabel non unggulan menjelang musim bergulir, terutama setelah pemecatan Marcelino Garcia Toral, pelatih di balik laju konsisten Villarreal dalam tiga musim terakhir, kubu El Madrigal kini justru tengah duduk nyaman di peringkat ketiga klasemen Primera Division.

Jumlah kemenangan yang diraih mungkin hanya enam, terpaut dua tripoin dari Real Madrid maupun Barcelona, yang berada dua tingkat di atas mereka.

Akan tetapi, tak seperti Barca atau Atletico Madrid dan Sevilla, yang sudah dua kali mendarita kekalahan, El Submarino Amarillo baru sekali takluk.

Tak cuma itu, gawang mereka yang dikawal Sergio Asenjo, kiper ketiga di timnas Spanyol, baru tujuh kali bobol, alias tersedikit dibandingkan kontestan lain di Negeri Matador.

“Gaya bermain kami tak jauh berbeda dengan gaya yang dalam beberapa tahun terakhir ini dipraktikkan Villarreal. Karena itu, saya meminta anak-anak agar meneruskan apa yang telah mereka kerjakan selama ini. Kekompakan dan soliditas menjadi kunci kami,” ungkap Fran Escriba, penerus Marcelino.

Soliditas di lini belakang yang ditopang kuartet bek Mario Gaspar, Victor Ruiz, Mateo Musacchio, dan Jaume Costa, serta Bruno Soriano dan Manu Trigueros di pos gelandang bertahan dalam skema 4-2-3-1 bak mimpi buruk bagi lawan yang coba menjajal Villarreal.

Aksi sederhana berupa serangan balik cepat pun masih menjadi andalan Kapal Selam Kuning untuk melepaskan torpedo gol mereka. Lantaran terus diasah sepanjang musim, Villarreal layak menikmati posisi mereka di papan atas.