Sepak Pojok Pendek dan Transisi Cepat ala Luis Milla

By Segaf Abdullah - Minggu, 26 Februari 2017 | 07:04 WIB
Pelatih Luis Milla memantau perkembangan para pemain seleksi tim nasional U-22 pada seleksi tahap pertama di lapangan SPH, Rabu (22/2/2017). (KRISTIANTO PURNOMO/AFP)

Bek seleksi tim nasional Indonesia U-22, Hanif Abdurrauf Sjahbandi, sedikit mengungkapkan gaya melatih Luis Milla. Menurut pemain Arema FC itu, Milla gemar dengan bola pendek dan hal-hal mendetail.

Hal itu paling tidak dirasakan Hanif Sjahbandi selepas tiga hari mengikuti seleksi tahap pertama di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang, Banten, 21-23 Februari 2017.

"Coach Milla menginginkan kami bermain dengan operan pendek. Umpan silang dan sepak pojok pun sebisa mungkin bukan operan panjang," kata Hanif kepada wartawan di Hotel Yasmin, Kamis (23/2/2017).

Memang, berdasarkan pengalaman bermain di level klub, Hanif merasakan perbedaan dengan metode yang diterapkan Milla.

Meskipun begitu, pemain yang pernah menimba ilmu bersama klub asal Jepang, FC Tokyo, itu mengaku dia dan para pemain lain terhitung dapat beradaptasi dengan baik.

Baca Juga:

"Alhamdulillah, kami bisa menyesuaikan dengan kemauan pelatih. Tetapi, yang berbeda dengan di klub bahwa dia lebih menekankan taktik secara detail," tutur Hanif.

"Coach Milla ingin kami tidak berlama-lama memainkan bola di satu sisi. Bola dari dari sisi kiri harus cepat-cepat dipindahkan ke sisi lainnya," ucap pemain kelahiran Bandung itu.

Di sektor bek tengah, Hanif memiliki empat 'pesaing'. Keempat pemain tersebut yakni rekan setimnya Bagas Adi Nugroho (Arema FC), Ryuji Utomo (Persija Jakarta), Hansamu Yama Pranata (Barito Putera), dan Mochamad Zainuri (Perseru Serui).

Dijadwalkan, Milla bakal menggelar seleksi tahap kedua pada 28 Februari-2 Maret 2017. Sebanyak 25 pemain, termasuk para pemain terpilih dari gelombang pertama pun dipanggil.