Revolusi China di Milan, Menang pun Tidak Cukup

By Jumat, 23 Juni 2017 | 15:42 WIB
Pelatih Inter Milan, Leonardo dan Lucio saat merayakan kemenangan dalam laga Tim Cup melawan US Citta Palermo di Olimpico Stadium, 29 Mei 2011. (CLAUDIO VILLA/GETTY IMAGES)

Setelah lama tak merasakan kejayaan, Internazionale mereguk kesuksesan usai kasus Calciopoli terungkap pada 2006.

Penulis: Christian Gunawan

Roberto Mancini, pelatih yang berada di Giuseppe Meazza saat skandal itu mengemuka, bisa memberikan tujuh gelar, termasuk tiga scudetto, dalam empat tahun.

Penggantinya, Jose Mourinho, bahkan melewati Mancio untuk trofi Liga Champion dan tiga gelar semusim pada 2009/10. Leonardo adalah pelatih pemberi trofi terakhir buat Inter.

Pelatih asal Brasil itu juga mencetak persentase kemenangan terbaik sejak Calciopoli.

Namun, sebuah Coppa Italia tak bisa menyelamatkan Leonardo dari pemecatan.

Setelah Leonardo, baru Stefano Pioli yang memberikan porsi kemenangan di atas 50 persen. Namun, Pioli akhirnya dipecat juga.

Pelatih Inter Pasca-Calciopoli

  • Roberto Mancini (2004-2008): Rekor: 140 (61,9%) – 60 (26,6%) – 26 (11,5%), Gelar: 3 Serie A, 2 Coppa Italia, 2 Supercoppa Italiana
  • Jose Mourinho (2008-2010): Rekor: 68 (62,9%) – 25 (23,2%) – 15 (13,9%) Gelar: 2 Serie A, 1 Coppa Italia, 1 Supercoppa Italiana, 1 Liga Champion
  • Rafael Benitez (2010): Rekor: 12 (48%) – 6 (24%) – 7 (28%) Gelar: 1 Supercoppa Italiana Leonardo (2010–2011) Rekor: 22 (68,7%) – 3 (9,4%) – 7 (21,9%) Gelar: 1 Coppa Italia
  • Gian Piero Gasperini (2011): Rekor: 0 (0%) – 1 (20%) – 4 (80%)
  • Claudio Ranieri (2011-2012): Rekor: 16 (47,1%) – 5 (14,7%) – 13 (38,2%)
  •  Andrea Stramaccioni (2012-2013): Rekor: 31 (47,7%) – 11 (16,9%) – 23 (35,4%)
  • Walter Mazzarri (2013-2014): Rekor: 25 (44,7%) – 20 (35,7%) – 11 (19,6%)
  • Roberto Mancini (2014-2016): Rekor: 36 (47,4%) – 16 (21%) – 24 (31,6%)
  • Frank de Boer (2016): Rekor: 5 (35,7%) – 2 (14,3%) – 7 (50%)
  • Stefano Pioli (2016–2017): Rekor: 14 (51,9%) – 3 (11,1%) – 10 (37%)