Tenis Tez Terbuka 2017: Bukan Ajang Seleksi Pelatnas

By Yakub Pryatama - Jumat, 24 November 2017 | 12:38 WIB
Petenis Indonesia, Christopher Rungkat, saat tampil melawan Kuwait dalam babak relegation play-off Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania di Stadion Tenis Gelora Manahan Solo, Jumat (7/4/2017). (DOK.BOLA/GONANG SUSATYO)

Pengurus Besar Persatuan Tenis Lapangan Indonesia (PB Pelti) kembali mengadakan kejuaraan bertajuk Tenis Tez Terbuka yang digelar dua seri di Lapangan Hotel Sultan, Jakarta, 20-2 Desember.

Sebelumnya, Pelti menggelar turnamen tenis kategori Men’s Future sebanyak enam kali tahun ini.

Para peserta di seri pertama banyak yang berasal dari Amerika Serikat, Belarusia, Moldova, Australia, Jepang, Taiwan, Jerman, India, Singapura, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, dan Uzbekistan.

"Kami sengaja memperbanyak peserta petenis asal luar negeri untuk bermain di kategori Men’s Future. Meski begitu, ajang kali ini bukan menjadi seleksi untuk masuk tim pelatnas," tutur Susan Soebakti, kepada JUARA.net di sela-sela konferensi pers turnamen Tez Tenis Terbuka, Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Susan berharap para petenis muda Tanah Air yang melalui babak kualifikasi seperti Akbar Hidayat, Rifqi Fitriadi, Anthony Susanto, dan Arief Rahman, dapat mencuri ilmu dan pengalaman dari pemain asing.

Sementara itu, Christopher Rungkat, menjadi satu-satunya petenis asal Indonesia yang tak perlu melewati babak kualifikasi.

Pada babak pertama, pria berusia 27 tahun ini kemungkinan besar bertemu dengan pemain-pemain unggulan, seperti Duckhee Lee asal Korea Selatan yang berperingkat 205 dunia atau petenis Jerman, Daniel Almeir (240).

Christo tentu tak boleh lengah jika bertemu dengan Lee. Pada pertemuan harus mengakui keunggulan Lee di babak final di ajang Men’s Future 2016.