Tour de Indonesia 2018 - Menanti Sensasi Naik Level

By Yakub Pryatama - Senin, 22 Januari 2018 | 10:33 WIB
Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari (kedua dari kiri) berpose dengan General Manager RCS Sports, Paolo Bellino seusai penandatanganan MoU dengan penyelenggara Giro d’Italia, RCS Sports, untuk menggelar Tour de Indonesia 2018 di Florence, Italia, Rabu (17/5/2017). (PB ISSI)

Setelah terakhir kali digelar pada 2011, Tour de Indonesia (TdI) akhirnya kembali digelar PB ISSI pada 24-28 Januari dengan format empat etape dari Jawa hingga Bali.

Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari menjelaskan bahwa dia akan membuat kompetisi balap sepeda dengan nuansa baru. Hal senada diungkapkan Ketua Komite Perlombaan PB ISSI, Parama Nugroho.

Ia mengatakan bahwa di setiap kota yang akan dilalui pebalap, penyelenggara akan menunjukkan ikon khas kota tersebut.

"Fungsinya TdI kali ini juga sebagai sport tourism. Kami akan mengangkat budaya daerah masing-masing," ucap Parama kepada JUARA.

Tak hanya itu, TdI juga naik kasta. TdI kini masuk kategori 1. Sebelumnya, TdI di kategori 2. 

Kini, TdI berstatus 2.1, dengan 2 merupakan penanda balapan multietape dan 1 adalah kategori balapan. 

(Baca juga: Proliga 2018 - Jakarta Popsivo Bangkit)

Berdasarkan kategori UCI (Federasi Balap Sepeda Dunia), balap sepeda road race (jalan raya) dibagi empat kategori. WT adalah kasta tertinggi yakni World Tour seperti Tour de France.

Hors Categorie (HC) adalah kategori kedua yang berasal dari bahasa Perancis hors categorie yang berarti di atas kategori. Ketiga dan keempat adalah kategori 1 dan kategori 2. 

Angka 1dan 2 di depan kategori menunjukkan jumlah hari balapan, 1.1 berarti balapan sehari kategori 1 dan 2.1 berarti balapan multietape kategori 1.

Meski TdI adalah ajang 2.1 pertama di Indonesia, kompetisi ini masih kalah dengan Tour de Langkawi (TdL) yang digelar di Malaysia. TdL telah masuk kategori HC. Status TdL adalah 2.HC.