Cegah Teroris Saat Asian Games 2018, Erick Thohir Bentuk Desk Intelejen

By Grid ID - Senin, 14 Mei 2018 | 08:11 WIB
Ketua Umum Inasgoc Erick Thohir menjalani sesi wawancara dengan media setelah rapat dengan Kejaksaan Agung di Jakarta, Kamis (12/4/2018). (INASGOC)

Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI) Erick Thohir telah melakukan langkah antisipasi aksi teror saat Asian Games 2018 digelar.

PestaAsia.com - Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (Inasgoc) yang juga Ketua Umum Komite Olahraga Indonesia (KOI) Erick Thohir mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi aksi teror saat Asian Games 2018 digelar.

"Kemarin kami sudah koordinasi dengan badan antiteror, Pak Suhardi Alius (Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme), di mana kami akan buat desk khusus, desk intelijen, supaya bersinergi dengan hal-hal lainnya," ujarnya di gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Minggu (13/5/2018).

Ia mengatakan, pihaknya sangat percaya dan telah menjalin kerjasama yang baik dengan TNI dan Polri untuk mengamankan ajang yang akan digelar pada 18 Agustus 2018 ini.

Selain itu, lanjutnya, panitia Asian Games telah melakukan keamanan dalam sistem cyber salah satunya dengan Main Operation Center (MOC).

"Untuk cyber sendiri, contoh, kami panitia sudah membuat cyber protection, MOC dan macam-macam. Alhamdulilah kemarin dipimpin langsung Pak Wapres, duduk dengan Menkominfo (Rudiantara), bekerja sama dengan badan cyber dan sandi. Kami mensinergikan supaya nanti meminimalkan hal-hal yang akan terjadi di sistem cyber ini," kata dia.

Erick melanjutkan, melalu sistem keamanan fisik dan cyber ini ia berharap kejadian-kejadian penghambat Asian Games dapat diantisipasi.

"Contoh saja kita belajar di pembukaan musim dingin di Pyongyang (Korea Utara) waktu itu yang olimpiade. Itu sempat delay satu jam ketika sistem ticketing-nya di-hack. Itu yang kami sekarang mencoba melihat hal-hal itu," lanjutnya.

Oleh sebab itu ia pun akan memperketat sistem ticketing dan melakukan pengawasan ekstra untuk setiap warga yang ingin masuk ke arena diselenggarakannya Asian Games.

"Tidak ada yang masuk ke venue tanpa akreditasi, tidak ada orang juga yang membeli tiket tanpa mendaftar detail tinggal di mana, nomor telepon berapa, dan lain-lain. Karena ini juga meminimalisir resiko yang tidak kita inginkan," tuturnya. (*)