Enam Rekor Bulu Tangkis Indonesia di MURI

By Eky Rieuwpassa - Selasa, 29 Januari 2013 | 19:02 WIB
Chandra Wijaya, masuk MURI. (Erly Bahtiar/Bolanews)

Candra Wijaya mencatat rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pelatih yang melatih bulu tangkis terlama. Prestasi Chandra kini masuk dalam rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Catatan waktu yang dibuat Candra Wijaya yakni selama 14 jam, 42 menit. Rekor tersebut diukir saat melatih di Chandra Wijaya International Badminton Centre (CWIBC) yang berlokasi di Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, akhir pekan lalu.

Rekor Chandra merupakan yang keenam dari bulu tangkis yang tercatat di MURI. Rekor pertama dicatat oleh Tan Yoe Hok sebagai Insan Indonesia Pertama yang Menjadi Juara Bulutangkis Dunia pada tanggal 09 Oktober 2008. Rekor ini atas keberhasilan Tan Yoe Hok tercatat sebagai juara tunggal putra pertama dari Indonesia di kejuaraan bulutangkis All England, pada tahun 1959.

Rekor kedua oleh Mayor Haristanto, Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia, PBSI Kota Surakarta dan Tabloid Olahraga BOLA dalam Aksi Pemain Top Bulutangkis Indonesia bersama - sama Membatik yang berlangsung pada tanggal 24 April 2010 di Solo. Aksi ini dalam rangka ikut menyemarakkan pertandingan simulasi bulutangkis tim Piala Thomas-Uber Indonesia di Solo. Kegiatan ini berhasil dilaksanakan dengan aksi pemain top bulutangkis Indonesia bersama-sama membatik diikuti 28 Atlet, 9 pelatih dan 10 official.

Rekor ketiga dicatat oleh Pengurus Provinsi PBSI DKI Jakarta yang menyelenggarakan Turnamen Bulutangkis dengan Peserta Terbanyak (Sirnas Bulutangkis Reg-1 Yonex-Sunrise Jakarta Open 2010) pada tanggal 23 Mei 2010 dengan jumlah peserta 2.049 peserta. Turnamen bulutangkis yang lebih populer dengan turnamen Sirnas Jakarta Open berlangsug pada 18-23 Mei 2010.

Rekor keempat dicatat pasangan bulutangkis ganda putra Indonesia, Markis Kido dan Hendra Setiawan sebagai Juara Bulutangkis Ganda Putera di 5 Kejuaraan (Nasional, Sea-Games, Asian Games, Dunia dan Olimpiade) pada tanggal 1 Februari 2011. Kido dan Hendra dinilai pebulutangkis yang paling lengkap meraih gelar juara.

Rekor kelima dicatat oleh Yayasan Jaya Raya sebagai Lembaga yang Menghasilkan Atlet Bulutangkis Peraih Medali Emas Olimpiade Terbanyak pada tanggal 18 Juni 2011. Yayasan ini berdiri tahun 1970 bergerak dalam pembinaan olahraga khususnya cabang olahraga bulutangkis melalui klub PB Jaya Raya yang berdiri tahun 1976.

PB Jaya Raya berhasil membina atlet-atlet pada ajang kejuaraan bergengsi antara lain olimpiade, dari 6 medali emas olimpiade yang diperoleh Indonesia dalam cabang olahraga bulutangkis, 3 medali diantaranya diraih oleh atlet PB Jaya Raya yaitu : Susy Susanti, Candra Wijaya & Tony Gunawan dan Markis Kido & Hendra Setiawan.