RETRO: Madrid Menuai Benih di Nusa Dua

By Caesar Sardi - Kamis, 2 Juli 2015 | 06:00 WIB
Ilustrasi.
Dok. BOLA
Ilustrasi.

Setiap orang yang ditemui BOLA praktis tidak percaya dengan rencana pembangunan akademi sepakbola Real Madrid di Bali. Mereka bahkan semakin mengernyitkan dahi saat diberitahu maksud “kedatangan” El Real sesungguhnya.

Maklum, kubu Santiago Bernabeu mengklaim bahwa mereka sengaja membangun venue bertajuk Real Madrid Football Academy ini dengan maksud mencari bibit pesepakbola guna digembleng di pusat latihan Valdebebas milik Los Merengues yang tersohor seantero bumi itu.

Sejak dibuka tahun lalu di tiga kota, Mexico City, Puebla, dan Monterrey, sekolah sepakbola di tanah Tricolor ini harus ditutup untuk sementara waktu. Alasannya cuma ada dua anak didik (dari total 1.500 murid) yang memenuhi standar akademi Valdebebas. Satu pemain bahkan sudah gugur dalam seleksi lanjutan.

So, dengan peringkat Indonesia dalam daftar keluaran FIFA yang hanya 130-an (berjarak puluhan anak tangga dari Meksiko), sepintas misi Madrid agak menggelitik. Bukankah talenta lapangan hijau Asia notabene lebih tersebar di belahan timur dan barat Benua Kuning? Apakah Si Putih belum belajar dari stagnannya akademi di Meksiko?

“Saya justru mencoba melawan mitos yang menyebut pemain asal Indonesia kurang berkualitas. Apa iya dari total populasi 220 juta lebih ini tak ada bibit bermutu?” ungkap Alan Solowiejczyk, Presiden Direktur Real Sports Southeast Asia tentang alasan pemilihan Pulau Dewata.

Ada Potensi

Omongan pria Amerika berdarah Polandia yang memegang lisensi untuk pembentukan akademi Madrid di kawasan Asia itu disokong Jose Miguel Gil Delgado dan Sebastian Parilla Simione, duet pelatih yang akan menukangi satu-satunya akademi luar negeri El Real di wilayah Nusa Dua itu.

“Kami melihat ada potensi di sini (Indonesia). Jika bisa mendapat satu atau dua pemain saja, itu sudah sangat bagus,” papar Jose yang juga diamini Sebastian. “Jangankan di akademi luar, jebolan asli Valdebebas yang berhasil menembus Madrid A saja masih bisa dihitung dengan jari.”

Sebagai gambaran, musim ini cuma Marcelo Balboa yang sukses naik tingkat ke Real A. Pertengahan musim lalu, Valdebebas pun hanya meluluskan seorang Miguel Torres. Artinya? Tak sembarang orang mampu masuk Madrid. “Hanya mereka dengan kriteria spesial yang bisa,” kata Sebastian lagi.

Menurut para coach ini, tiga kriteria utama adalah skill, disiplin, serta kebanggaan dalam memakai seragam Los Blancos. Ditambah faktor luck, peluang untuk menjadi bagian dari Madrid terbuka. “Skill bisa diasah lewat tempaan latihan khusus, tapi disiplin dan kebanggaan merupakan bawaan dari pribadi masing-masing,” kata duet itu lagi.

Nah, di sinilah Jose dan Sebastian melihat potensi terselubung pada diri anak-anak Indonesia. Dalam Real Madrid December Camp 2007, yang merupakan sarana latihan dua pekan sebagai ajang pengenalan pelatih dengan calon peserta akademi itu, mereka mengaku sudah bisa melihat adanya dua faktor yang dimaksud tadi.

Tentu ini kabar istimewa, bukan? Paling tidak, cakrawala kita jadi sedikit terbuka bahwa ternyata beberapa putra bangsa Indonesia memenuhi dua dari tiga kriteria agar suatu waktu nanti bermain bareng Iker Casillas dkk.

(Penulis: Sapto Haryo Rajasa)


Editor : Caesar Sardi
Sumber : BOLA Edisi No. 1.784, Selasa 18 Desember 2007


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.