Penampilan naik-turun yang dialami Persib dari enam pertandingan terakhir membuat manajemen gerah. Atep dkk serupa dengan Semen Padang dan Perseru, yaitu mentereng di kandang dan redup di laga tandang.
Penulis: Budi Kresnadi/Kukuh Wahyudi
Hasil tiga laga kandang Persib diakhiri dengan raihan kemenangan. Terakhir saat Febri Hariyadi cs menundukkan perlawanan Presegres dengan hasil 2-0.
Sebaliknya dalam tiga partai away terakhir, Persib harus menyerah kepada Bali United, Madura United, dan Mitra Kukar.
Tim asuhan Djadjang Nurdjaman ini sebenarnya tidak menyapu bersih kemenangan saat menjamu tamunya. Namun, Djadjang bersyukur di tengah persaingan ketat, Persib masih bisa mempertahankan catatan positif pada laga kandang.
“Kekuatan peserta TSC hampir merata, tidak ada jaminan tim tuan rumah akan selalu menang,” kata pelatih yang biasa disapa Djanur itu.
Baca Juga:
- Alasan Frank de Boer Soal Performa Inter yang Belum Membaik
- Jajal Bola Resmi Piala AFF 2016, Boaz Punya Komentar Penting
- Kapten Timnas Brasil di Piala Dunia 1970 Tutup Usia
Ia pun tak peduli Persib dijuluki jago kandang. Baginya status jago kandang bukanlah aib. Pasalnya, rentetan hasil positif itu diperoleh melalui kerja keras.
“Kami harus memaksimalkan laga kandang untuk mengganti poin yang hilang pada laga tandang,” ujar Djanur.
Kini, Persib menyisakan empat laga kandang menghadapi Persipura, Semen Padang, Perseru, dan PS TNI. Dari keempat tamu tersebut, Persipura dan Semen Padang berpotensi menyulitkan Maung Bandung.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar