10 Pesepak Bola yang Meninggal secara Mengejutkan

By Septian Tambunan - Rabu, 11 Januari 2017 | 07:30 WIB
Pemain Benfica, Miklos Feher, tergeletak dalam pertandingan Liga Portugal kontra Vitoria Guimaraes di Stadion Guimaraes, 25 Januari 2004.
LUIS VIEIRA/AFP
Pemain Benfica, Miklos Feher, tergeletak dalam pertandingan Liga Portugal kontra Vitoria Guimaraes di Stadion Guimaraes, 25 Januari 2004.

Kiper Arema FC, Achmad Kurniawan, telah meninggal dunia di Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang sekitar pukul 17.00 WIB, Selasa (10/1/2017). Kabar duka tersebut rupanya menjadi satu dari sekian banyak pesepak bola yang berpulang secara mengejutkan.

AK, sapaan akrab Achmad Kurniawan, dirawat dan dalam keadaan tak sadarkan diri sejak Kamis (29/12/2016). Awalnya, Achmad mengeluh sesak napas.

Namun, sejak masuk rumah sakit itu sampai meninggal dunia, Achmad dalam keadaan tak sadarkan diri.

Selain kisah AK, berikut ini ada 10 pesepak bola yang juga mengalami kepergian secara mendadak:

10. Eri Irianto


Legenda Persebaya Surabaya, Eri Irianto.(DOK. TWITTER @ForumBonek)

Gelandang Persebaya Surabaya, Eri Irianto, meninggal setelah mengalami insiden dalam pertandingan Liga Indonesia kontra PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November pada 3 April 2000.

Kala itu, Eri bertabrakan dengan pemain PSIM, Samson Noujine Kinga, hingga pingsan. Dia pun langsung dilarikan ke rumah sakit.

Pesepak bola yang mengantarkan Persebaya Surabaya menjadi runner-up Liga Indonesia musim 1998-1999 ini kemudian menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dokter Soetomo seusai terkena serangan jantung pada malam hari.

Untuk mengenang jasa Eri, Persebaya menamai mes mereka Wisma Eri Irianto. Bahkan, Tim Bajul Ijo memensiunkan kostum Eri yang bernomor punggung 19.

9. Marc-Vivien Foe


Pemain Kamerun, Marc-Vivien Foe, terjatuh dalam pertandingan semifinal Piala Konfederasi kontra Kolombia di Stade Gerland, Lyon, Prancis, 26 Juni 2003.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Gelandang Kamerun, Marc-Vivien Foe, jatuh pingsan di tengah lapangan dalam laga semifinal Piala Konfederasi melawan Kolombia di Stade Gerland, Prancis, 26 Juni 2003.

Foe masih bernapas setelah beberapa usaha penyelamatan di lapangan, tetapi nyawanya tidak tertolong tak lama seusai tiba di balai medis stadion. Kegagalan fungsi jantung diduga menjadi penyebab.

Gelar Order of Valour, yang merupakan penghormatan tertinggi bagi ksatria Kamerun, diberikan pemerintah pasca-kepergian Foe.

Baca Juga:

Tulisan dalam spanduk di luar gereja saat misa pelepasan Foe mewakili semangat sosok yang membawa Kamerun menjuarai Piala Afrika 2000 dan 2002 itu. “Un lion ne meurt jamais," artinya "Singa tak pernah mati."

Tragedi ini juga membuat Manchester City, yang merupakan klub Foe saat itu, memensiunkan nomor punggung 23 untuk mengenang sang pemain.

Bahkan, klub yang diperkuat Foe dalam kurun waktu 1 Juli 1994 hingga 1 Januari 1999, RC Lens, ikut mengabadikan nomor punggung dia, yakni 17.

[video]http://video.kompas.com/e/5272442211001[/video]


Editor : Beri Bagja
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.