Jerman Vs Kamerun, Sama Muda Beda Mutu

By Minggu, 25 Juni 2017 | 13:30 WIB
Pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, memberikan instruksi kepada pemainnya, bek Matthias Ginter, dalam partai Piala Konfederasi 2017 lawan Cile di Kazan Arena, Kazan, Rusia, 22 Juni 2017.
ROMAN KRUCHININ/AFP
Pelatih timnas Jerman, Joachim Loew, memberikan instruksi kepada pemainnya, bek Matthias Ginter, dalam partai Piala Konfederasi 2017 lawan Cile di Kazan Arena, Kazan, Rusia, 22 Juni 2017.

Pada Piala Konfederasi 2017 di Rusia ini, Jerman dan Kamerun memiliki kesamaan: menurunkan pasukan belia. Tujuannya tak pelak mirip pula, yakni ingin memberikan pengalaman kepada pemain-pemain muda itu. Perbedaan kemampuan akhirnya menentukan.

Penulis: Christian Gunawan

Walau sama-sama memainkan pasukan muda, Kamerun sangat mungkin tertahan keminderan mereka. Sejak awal turnamen, Hugo Broos, pelatih juara Piala Afrika 2017 itu, menyatakan bahwa mereka berniat menimba pengalaman di Piala Konfederasi ini.

Broos mengucapkan hal senada ketika Singa Perkasa kalah di tangan Cile lewat dua gol di menit-menit akhir pertandingan.

Sangat mungkin pernyataan itu muncul lagi setelah duel penutup Grup B pada Minggu (25/6/2017) ini jika Kamerun tak menghilangkan ketidakpercayaan diri.

Wakil Afrika itu sebenarnya melihat potensi keuntungan. Kamerun bisa memanfaatkan keunggulan fisik yang lebih bugar.

Saat Les Lions Indomptables menghadapi Australia di laga kedua, Jerman mesti meladeni tim yang menjadi favorit karena menampilkan banyak pemain senior, Cile.


Pelatih timnas Kamerun, Hugo Broos, memprotes asisten wasit saat melawan Cile dalam laga Grup B Piala Konfederasi 2017 di Stadion Spartak, Moskva, Rusia, (18/6/2017).(DEAN MOUHTAROPOULOS/GETTY IMAGES)

Kamerun juga dapat menyodorkan kengototan sebagai amunisi. Melawan juara dunia, walau dengan sebagian pelapis pemain senior, tetap menawarkan gengsi besar buat Kamerun.

Lubang Potensial

Selain itu, Jerman mengisyaratkan kelemahan. Kemenangan tipis 3-2 atas Australia pada partai pertama menunjukkan lubang di pertahanan Die Mannschaft.

“Kami terlalu sering kehilangan bola,” kata Skhodran Mustafi seperti dikutip Kicker.

Bek tengah Arsenal itu yang sebenarnya tampil lumayan kala menghadapi Socceroos.

“Kami tak tampil berani dan tangguh di lini belakang,” ucap Joshua Kimmich, rekan Mustafi di jantung pertahanan.

Baca Juga:

Namun, tak hanya pertahanan yang disorot. Secara keseluruhan, Jerman menganggap permainan mereka masih perlu dibenahi.

“Kami seperti terpisah dari permainan dan memberikan ruang terlalu besar untuk lawan,” ucap Leon Goretzka.

“Selama satu jam kami kehilangan gigitan dan tak lagi mengancam lawan,” ucap pelatih Joachim Loew.

Kalau tak segera membenahi sektor pertahanan ini, Jerman bisa mendapat kemalangan. Kamerun memiliki beberapa pemain dengan pengalaman lumayan tinggi di tingkat timnas.

Dua penyerang, Vincent Aboubakar dan kapten Benjamin Moukandjo, telah mencatat lebih dari 40 penampilan berseragam timnas.

Keduanya juga mencicipi liga mapan Eropa. Menjalani musim sebagai pinjaman di Besiktas, Aboubakar bisa mencetak 12 gol.


Editor : Beri Bagja
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.779


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.