Tiga Penyesalan Terbesar Xabi Alonso di Sepanjang Karier

By Verdi Hendrawan - Minggu, 21 Mei 2017 | 07:56 WIB
Gelandang Bayern Muenchen, Xabi Alonso (kanan), merayakan keberhasilan timnya menjuarai Liga Jerman 2016-2017 bersama Javi Martinez seusai pertandingan menghadapi Freiburg di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, pada Sabtu (20/5/2017).
CHRISTOF STACHE/ AFP
Gelandang Bayern Muenchen, Xabi Alonso (kanan), merayakan keberhasilan timnya menjuarai Liga Jerman 2016-2017 bersama Javi Martinez seusai pertandingan menghadapi Freiburg di Allianz Arena, Muenchen, Jerman, pada Sabtu (20/5/2017).

Gelandang Bayern Muenchen, Xabi Alonso (35 tahun), resmi pensiun sebagai pesepak bola setelah memainkan pertandingan terakhir Bundesliga 1 atau kasta tertinggi Liga Jerman 2016-2017 kontra Freiburg, Sabtu (20/5/2017).

Pada laga tersebut, Alonso berhasil mencetak satu assist untuk gol petama Bayern yang dicetak Arjen Robben (menit ke-4).

Bayern menang 4-1 berkat tambahan gol dari Arturo Vidal (73'), Frank Ribery (90+1'), dan Joshua Kimmich (90+4') yang hanya bisa dibalas sekali oleh Freiburg melalui Nils Petersen (76').

Pertandingan tersebut tentu sangat emosional bagi Alonso. Meski hanya tiga musim membela Bayern, laga tersebut menjadi penanda akhir dari perjalanan karier pemain asal Spanyol itu sejak 1999 atau selama 18 tahun.

Selama berkarier, Alonso pernah membela Real Sociedad B, Eibar, Real Sociedad, Liverpool, Real Madrid, sebelum bergabung dengan Bayern pada 2014.

Selama kurun waktu itu pula, Alonso berhasil meraih kejayaan, baik di level klub dan tim nasional. Ia sukses meraih gelar-gelar penting bagi pesepak bola di dunia, seperti Liga Champions bersama Real Madrid dan mengantarkan Spanyol menjuarai Piala Eropa 2008 dan 2012 serta Piala Dunia 2010.

Meski karier bergelimang gelar, Alonso mengakui ada beberapa penyesalan yang ia rasakan selama menjadi pesepak bola. Setidaknya ada tiga penyesalan terbesar yang pernah ia miliki bersama Real Sociedad, Liverpool, dan Bayern.

Baca Juga:

"Mungkin saya punya tiga penyesalan. Bersama Real Sociedad, klub yang paling saya cintai, kami gagal memenangi La Liga (2002-03) hanya karena kalah di satu laga. Bersama Liverpool, kami hampir menjuarai Premier League dan di Bayern, telah begitu dekat dengan gelar Liga Champions," kata Alonso kepada The Times.

"Tetapi, mungkin semua itu terlalu banyak untuk dipertanyakan dan terlalu sempurna bagi saya. Anda bisa menyebut semua itu sebagai penyesalan, tetapi semua hanyalah sepak bola," tuturnya.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : The Times


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X