Tim Transisi Incar Kualifikasi PON

By Caesar Sardi - Rabu, 7 Oktober 2015 | 15:30 WIB
Tim Transisi berjanji mengganti kerugian akibat pembatalan pergelaran Pra-PON di sejumlah daerah.
Suci Rahayu
Tim Transisi berjanji mengganti kerugian akibat pembatalan pergelaran Pra-PON di sejumlah daerah.

Mediasi antara Kemenpora, KONI, dan Tim Transisi, Selasa (6/10), berlangsung alot. Pertemuan selama 90 menit itu menelurkan rencana baru dalam menggelar ulang kualifikasi atau PraPON sepak bola.

Ketua Tim Transisi, Bibit Samad Rianto, mengklaim telah resmi ditunjuk KONI agar dapat menyelenggarakan hajatan empat tahunan itu. Menurut Bibit, kualifikasi PON paling cepat akan terselenggara pada November 2015.

“Yang pasti, kualifikasi PON bentukan PSSI yang sudah berlangsung telah dibatalkan. Tugas Tim Transisi juga telah diperpanjang oleh Menpora sehingga kami siap melanjutkan kualifikasi,” ujar Bibit di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Selasa (6/10).

Ke depannya, Tim Transisi akan merancang teknis penyelenggaraan kualifikasi PON. Menurut Bibit, pemerintah akan membiayai semua kebutuhan yang diajukan Tim Transisi.

Bibit mengaku telah dihubungi sejumlah KONI daerah untuk dimintai keterangan.

“Saya sudah meminta KONI di daerah agar menunggu hasil keputusan rapat hari ini (6/10). Hasil rapat akan langsung kami sebarkan ke daerah,” tuturnya.

Tim pun berkomitmen untuk menanggung semua kerugian finansial akibat pembatalan kualifikasi PON di sejumlah daerah.

“Kami akan meminta KONI daerah untuk menyerahkan bukti serta laporan kerugian agar bisa kami ganti. Uang ganti rugi dari pemerintah,” katanya.

Sejauh ini, baru KONI Bali yang blak-blakan terkait kerugian finansial sebesar 168 miliar rupiah atas pembatalan tersebut.

Deputi IV Bidang Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Kemenpora, Djoko Pekik Irianto, menuding KONI telah lalai dalam menunjuk PSSI sebagai pelaksana kualifikasi PON.

“Kami memahami regulasi KONI soal penyelenggaraan Pra-PON oleh masing-masing federasi. KONI belum mengerti bahwa saat ini tidak ada lagi PSSI,” tutur Djoko.

Sebelumnya, pada Minggu (4/10), kepolisian daerah menghentikan pertandingan Pra-PON zona Kalimantan dan Sulawesi setelah menerima perintah dari Mabes Polri. Tindakan itu bersumber pada permintaan Tim Transisi pada Mabes Polri.

Peristiwa serupa juga dialami oleh kualifikasi PON zona Bali pada Senin (5/10) dan zona Jawa pada Selasa (6/10).

Komitmen Asprov

Hasil rapat itu membuat Direktur Kompetisi PSSI, Tommy Welly, heran. Setelah menerima kabar tersebut, PSSI langsung menghubungi Ketua Umum KONI, Tono Suratman.

“Pak Tono bilang bahwa hasil rapat itu tidak benar. KONI masih menunjuk PSSI sebagai federasi yang menjadi pelaksana kualifikasi PON,” kata Tommy, Selasa (6/10).

Posisi PSSI saat ini masih diperkuat oleh adanya surat penunjukan dari KONI untuk menggelar kualifikasi PON.

Tak hanya itu, Tommy pun menganggap Tim Transisi tidak akan sanggup menyelenggarakan kualifikasi PON karena tak akan mendapat restu dari Asprov di tiap daerah.

“Pada Sabtu (15/8), semua Asprov sudah berkomitmen pada PSSI untuk tidak mendukung penyelenggaraan Pra-PON selama ada intervensi dari Tim Transisi,” ujar Tommy.

“Jadi, saya bertanya-tanya siapa yang akan bermain di kualifikasi PON bentukan Tim Transisi?” tuturnya.

Penulis: Persiana Galih


Editor :
Sumber : Harian BOLA, Rabu 7 Oktober 2015


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X