Stabilitas Menjamin Kemenangan Juventus

By Sabtu, 10 Oktober 2015 | 09:00 WIB
Sami Khedira, Paulo Dybala, dan Alvaro Morata, kunci kebangkitan Juve.
Getty Images
Sami Khedira, Paulo Dybala, dan Alvaro Morata, kunci kebangkitan Juve.

Serie A mengenal istilah bahwa kesuksesan sebuah tim meraih scudetto selalu diawali transaksi bisnis yang tepat di lantai bursa transfer. Keberadaan wajah-wajah baru dalam daftar pencetak gol terbanyak, setidaknya membenarkan ujar-ujar di atas.

Bukan kebetulan apabila ada Fiorentina, Internazionale, dan AS Roma di posisi pertama, kedua, dan keempat klasemen sementara Serie A 2015/16.

Faktanya, ketiga klub itu baru kedatangan personel anyar dalam wujud Nikola Kalanic,  Stevan Jovetic, dan Mohamed Salah. Juventus mungkin saat ini tak memiliki perwakilan di daftar capocannoniere alias pemain paling subur Negeri Spageti. Padahal, perekrutan pada musim panas menunjukkan aktivitas positif dengan hadirnya Paulo Dybala, Mario Mandzukic, Sami Khedira, Simone Zaza, Alex Sandro, Juan Cuadrado, Mario Lemina, dan Hernanes.

Dari perspektif kedatangan, Juve memang tergolong sukses. Akan tetapi, pantas dicatat bahwa pada saat yang bersamaan mereka juga kehilangan trio Andrea Pirlo, Arturo Vidal, dan Carlos Tevez. Tak butuh orang genius untuk memperkirakan bahwa laju Juve akan lebih terjal dibandingkan saat meraih quattrick scudetto secara beruntun.

Tak perlu juga cendekiawan untuk memahami kepiawaian Massimiliano Allegri dalam meracik strategi. Pelatih berwajah dingin itu telah membuktikannya sepanjang musim lalu dan kembali menegaskan kapabilitasnya pada musim ini. Layaknya pada 2014/15 yang berujung gelar ganda, kali ini Allegri juga mampu dengan cepat bereaksi atas hasil-hasil buruk Juve.

Khedira

Berkaca pada titel Supercoppa Italiana, yang diraih setelah menaklukan Lazio, Allegri memainkan sistem 3-5-2. Mantan pelatih Milan itu kemudian mengubahnya menjadi 4-3-1-2 tatkala Juve tumbang pada dua pekan pembuka. Fleksibilitas formasi kembali ditunjukkan pada saat Juve terjun di Liga Champions dengan skema 4-3-3.

Namun, Juve ditahan imbang Frosinone saat memakai sistem 4-3-3. Karena itu, Allegri kembali mengadopsi gaya 4-3-1-2 di laga berikut kontra Napoli. Sialnya, Juve kembali takluk (1-2) dan Allegri memutuskan untuk memasang ulang formasi 3-5-2. Di situlah wajah-wajah baru bursa transfer mulai menunjukkan peran signifikan.

Trio BBC (Barzagli, Bonucci, Chiellini) masih diandalkan sebagai fondasi di belakang. Sementara itu, Cuadrado, Khedira, dan Hernanes ditugaskan menyokong kinerja Paul Pogba dan Patrice Evra di lini tengah, sedangkan Dybala mengisi kekosongan Tevez saat Mandzukic cedera.

Juve meraih kemenangan 2-0 atas Sevilla pada matchday kedua LC menggunakan skema yang terakhir disebut itu. Wajar apabila Allegri menginstruksikan tatanan serupa, tiga hari kemudian, di laga kontra Bologna dalam lanjutan pekan ketujuh Serie A. Komposisi apik skuat inti baru itu kembali menghasilkan tripoin (3-1).

“Saya bisa membayangkan tim ini yang akan bertarung memperebutkan posisi puncak klasemen Serie A musim ini,” bagitu kata Allegri di Football Italia. Ketika komposisi ideal sudah ditemukan, sebaiknya kubu lawan sudah harus kembali mempertimbangkan adanya opsi untuk kalah.

Penulis: Sapto Haryo Rajasa


Editor :
Sumber : Tabloid BOLA 2.635


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.