Usaha Mengejar Mesin Mercedes

By Kamis, 19 Januari 2017 | 16:37 WIB
Pebalap tim Red Bull Racing, Max Verstappen (kiri), menyalip pebalap tim Renault Sport Formula One Team, Kevin Magnussen, dalam sesi latihan terakhir GP Formula 1 AS di Circuit of The Americas, Austin, pada 22 Oktober 2016.
CLIVE MASON/GETTY IMAGES
Pebalap tim Red Bull Racing, Max Verstappen (kiri), menyalip pebalap tim Renault Sport Formula One Team, Kevin Magnussen, dalam sesi latihan terakhir GP Formula 1 AS di Circuit of The Americas, Austin, pada 22 Oktober 2016.

Masih cukup waktu bagi Mercedes untuk tetap berada di singgasana teratas mesin F1 saat ini. Namun, tim-tim lain berusaha mengejarnya. Renault, Honda, dan Ferrari tak ingin melihat Mercedes terus dominan.

Penulis: Arief Kurniawan

Beberapa pemasok mesin hingga kini masih terus memburu performa power unit (mesin) asal Jerman tersebut. Memang, sejak regulasi mesin hibrida diberlakukan pada 2014 Mercedes belum terkalahkan hingga kini.

Renault, Honda, dan Ferrari adalah tiga pemasok mesin yang bertarung untuk menggoyang posisi Mercedes di puncak. Ferrari dan Renault silih berganti mendekati, belum melewati, sementara Honda baru menapak.

Yang paling menarik tentu saja Renault. Mesin Prancis ini justru bagus bukan karena tim pabrikan mereka yang bernama sama, Renault, melainkan dari tim Red Bull. Uniknya lagi, Red Bull mengganti nama mesin Renault itu dengan Tag Heuer.

Sebagai tim pabrikan, tahun 2016 Renault hanya mendapatkan delapan angka, terpaut 460 angka(!) dari Red Bull.

Kalau Red Bull bisa ada di peringkat dua klasemen konstruktor, Renault ada di posisi 9 alias hanya unggul atas tim-tim yang secara total mendapat tiga angka, Sauber (2) dan Manor (1).

Faktor terbesar adalah sasis dan kualitas pebalap mereka. Sasis Red Bull, RB12, adalah salah satu yang terbaik di grid bila tidak yang terbaik.

Di lain sisi, uji coba yang kerap bermasalah membuat sasis Renault R.S.16 adalah yang terburuk sepanjang 2016.

Bila dibandingkan dengan sesama tim pabrikan lain, Mercedes dan Ferrari, maka Renault tentu bertolak belakang. Mercedes sebagai tim pabrikan sangat unggul jauh atas tim-tim yang mendapatkan pasokan mesin dari mereka. Sama hal dengan Ferrari.

Bahkan, karena internal tim tak memiliki kesamaan pandangan dalam pengembangan mobil, Team Principal Frederic Vasseur memilih untuk mengundurkan diri dari Renault.

[video]http://video.kompas.com/e/5284672113001_v1_pjuara[/video]


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.734


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.